Suku Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Jakarta Barat

Ardan,Dicky,Falih,Rizki,Yudha. Gambar tema oleh i-bob. Diberdayakan oleh Blogger.
 

Kamis, 12 April 2012

44 Warga Jakbar Dapat Mesin Jahit dari Dana ZIS

0 komentar
Sebanyak 44 warga kurang mampu di Jakarta Barat masing-masing mendapat bantuan mesin jahit dari dana zakat, infak dan sodaqoh (ZIS). Ke-44 warga yang semuanya ibu rumah tangga itu sebelumnya telah mengikuti kursus pelatihan/kursus keteramilan menjahit yang juga dari dana ZIS Jakarta Barat.

Penyerahan mesin jahit oleh Wali Kota Jakarta Barat H Burhanuddin kepada warga berlangsung Rabu (11/4), di aula Masjid Assahara kompleks kantor wali kota Jakarta Barat Jalan raya Kembangan no 2. Dihadiri Asisten Kesmas Darma Sembiring, Kepala badan amil zakat dan sodaqoh (Bazis) DKI H Ale Abdullah dan Kepala Kantor Bazis Jakbar Jamhuri.

Warga yang mendapat mesin jahit dan telah mengikuti kursus menjahit diminta terus berkreasi meningkatkan keterampilannya. Mereka juga diingatkan agar tidak menjual mesin jahit dari dana ZIS tersebut. “Keterampilan menjahit tidak harus melalui pendidikan formal, kalau rajin praktek pasti bisa dengan sendirinya. Apalagi peserta yang telah mengikuti keterampilan dasar menjahit pasti akan lebih cepat pandai dan berkembang,” kata Wali Kota.

Selain itu mesin jahit yang diterima diharapkan bisa dimanfaatkan untuk membantu suami dan keluarga. “Mesin jahit yang telah diterima agar dirawat dengan baik sebagai modal utama dan jangan dijual, karena dibeli berasal dari hasil pengumpulan ZIS sebagai amanat yang dititipkan melalui Bazis untuk disampaikan kepada mustahiknya,” imbuh Wali Kota. “Kalau nanti berhasil jangan lupa membayar zakat, infaq atau sodaqoh. Saya mengajak bersama-sama ke depan membangun Jakarta Barat menjadi yang terbaik.”

Kepala Bazis DKI H Ale Abdullah menyatakan dukungannya atas program pemanfaatan hasil ZIS yang dilaksanakan Bazis Jakarta Barat melalui pelatihan kursus menjahit bagi kalangan ibu rumah tangga. “Diharapkan keterampilan ini dapat dikembangkan untuk usaha yang halal dan meningkatkan kehidupan keluarga,” ujarnya.

Para peserta diimbau dapat membentuk kelompok untuk mengembangkan usaha menjahit. Setidaknya hasil ZIS yang diberikan oleh masyarakat termasuk dari Wali Kota, pejabat di Jakarta Barat dan lainnya dapat dimanfaatkan untuk usaha mandiri meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Kepala Kantor Bazis Jakbar, Jamhuri menjelaskan keterampilan kursus menjahit diikuti 94 orang yang ditunjuk oleh lurah dari 56 kelurahan di Jakarta Barat. Tahap pertama kursus dilaksanakan selama tiga bulan mulai Nopember 2011-Januari 2012, diikuti 44 orang dan semuanya dinyatakan lulus. “Sedangkan 50 orang lainnya akan diikutsertakan pada kursus tahap II tahun ini yang waktunya akan ditetapkan kemudian,” ujarnya.

Dikatakan, keterampilan krusus menjahit sesuai Keputusan Gubernur no 58 tahun 2010 tentang Pedoman Program Pendayagunaan ZIS di Provinsi DKI Jakarta. “Kursus keterampilan menjahit ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan oleh Bazis Jakarta Barat dan kali yang pertama dari Bazis di wilayah DKI Jakarta.”

Lebih lanjut dijelaskan, keterampilan menjahit ini merupakan jenjang pendidikan tingkat dasar dengan volume pertemuan seminggu dua kali. “Untuk kursus tersebut kami bekerjasama dengan Sekolah Mode Busana Arrayan Kebon Jeruk. Kepada peserta diberikan masing-masing satu mesin jahit. Para peserta ternyata telah dapat membuat baju seragam yang dipakai dalam acara ini,” ujarnya. 

Ditambahkan, kursus menjahit tahap I memanfaatkan hasil pengumpulan ZIS tahun 2010 yang pemanfaatannya dilaksanakan tahun 2011. Sedang untuk kursus tahap II akan menggunakan hasil ZIS 2011 yang pemanfaatannya dilaksanakan tahun 2012.

Sementara salah satu peserta, Hj Aminah mengaku bersyukur bisa mendapat kesempatan mengikuti kursus menjahit meski pun untuk keterampilan dasar. “Dari belum bisa sekarang bisa mejahit meski pun belum bisa seperti penjahit-penjahit yang sudah mahir. Rencananya kami akan bergabung beberapa orang untuk membuat satu usaha jahitan bersama, menerima pesanan atau jahitan perorangan,” ujarnya.

Wanita paruh baya warga Kelurahan Pegadungan itu juga mengaku bangga karena sekarang sudah mempunyai keterampilan menjahit. “Ada kebanggaan tersendiri bisa menjahit. Kalau sebelumnya dengan ongkos untuk menjahit pakaian, sekarang bisa menjahit sendiri bahkan kalau menerima jahitan dari orang lain dapat upah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar