Pemkot Jakarta Barat harus bekerja keras menghadapi Penilaian Tahap II (P2) Adipura 2011/212 mengingat dalam penilaian tahap I hampir di semua titik yang menjadi sasaran-sasaran penilaian mendapat nilai dibawah angka 70. “Saya minta semua Kepala UKPD dan SKPD serta unit terkait lainnya untuk bekerja keras melakukan monitoring secara terus menerus dan melakukan koordinasi dalam menghadapi penilaian tahap II (P2) Adipura 2011/2012,” kata Walikota Jakarta Barat, H. Burhanuddin pada rapat evaluasi Penilaian Adipura Tahap I (P1) dan Persiapan Penilaian Adipura Tahap 2 (P2), Kamis (15/3).
Dalam rapat evaluasi yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Walikota Jakarta Barat itu Walikota didampingi Wakil Walikota Jakarta Barat H. Sukarno dihadiri para wakil Camat, Lurah, para Kepala Sekolah, Pengurus Formapel dan kelompok peduli lingkungan lainnya di Jakarta Barat.
Walikota juga meminta agar para Kepala UKPD, SKPD terus melakukan monitoring dan berkoordinasi kepada para Asisten agar diperoleh gambaran tentang adanya kekurangan dan apa yang harus dilakukan untuk melakukan perbaikan sehingga ada peningkatan kualitas pada titik sasaran penilaian Adipura. “Agar ada perubahan sehingga dapat menaikkan nilai,” ujarnya.
Walikota mengatakan dari hasil evaluasi P1 Jakarta Barat memperoleh nilai paling rendah dibandingkan wilayah lain di DKI Jakarta dengan nilai rata-rata 70,2 “Kita harus mengusap muka karena Jakarta Barat dalam penilaian Tahap 1 paling rendah dibandingkan nilai wilayah lainnya di DKI Jakarta,” ujarnya.
Walikota meminta keseriusan semua pihak termasuk Lurah dan Camat agar dapat memperbaiki semua kekurangan baik pada permukiman, perkantoran, lingkungan, drainase dan lainnya yang dijadikan sasaran penilaian Adipura. “ Untuk itu kami juga akan mengambil konsultan untuk terus melakukan evaluasi,” ujarnya.
Dikatakan dari hasil penilaian per wilayah Kecamatan di Jakarta Barat, Kecamatan paling merah angkanya yakni Kecamatan Kalideres dengan angka merah 84 %, menyusul Kecamatan Tambora 55 %, Kecamatan Cengkareng 52 %, Kecamatan Grogol Petamburan 46 %, Kecamatan Tamansari 45%, Kecamatan Kebon Jeruk 40 %, Kecamatan Palmerah 40 % dan paling kecil angka merahnya yakni Kecamatan Kembangan 38 %.
Menurut Walikota kualitas drainase, kebersihan lingkungan, pohon peneduh, penghijauan, penanganan sampah, komposting, limbah di hampir semua titik penilaian seperti lingkungan sekolah, sejumlah stasiun KA, Tempat Pembuangan Sampah (TPS), Rumah Sakit, masih rata-rata dibawah nilai 70. Padahal nilai terendah untuk Adipura yang harus dicapai di semua sektor setidaknya 73 keatas.
Pada kesempatan itu Adhi Thaher, pakar lingkungan dari Universitas Trisakti mantan Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan (Formapel) Jakarta Barat membeberkan secara visual tentang kondisi lingkungan dan berbagai sektor yang menjadi sasaran penilaian Adipura.
Menurut Adhi masalah drainase, PKL, jalan kolektor yang masih ada sampah, turap kali yang tidak bersih, WC di pasar atau teminal bus dan stasiun yang rusak pada beberapa bagian sarananya, jumlah tempat sampah yang masih kurang dibeberapa lokasi sasaran, pemilahan sampah organik, non organik dan medis di Rumah Sakit yang belum baik dan masih banyak lagi sasaran penilaian yang sangat perlu mendapat perhatian.
Dalam acara Tanya jawab, Walikota setuju dengan usulan Tri Haryanto Formapel Kecamatan Cengkareng yang mengusulkan agar di Jakarta Barat juga diadakan Hari Bebas Sampah. ”Saya setuju di Jakarta Barat diadakan Hari Bebas Sampah karena di Surabaya sudah dilakukan,” ujarnya. (nms)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar