Gubernur DKI Jakarta H Fauzi Bowo, Ahad (22/4) pagi, menghadiri acara Gema Waisak 2556 BE/2012, di halaman Museum Fatahillah kawasan Kota Tua Jakarta Barat. “Atas nama Pemprov DKI, saya sampaikan selamat merayakan Waisak. Saya apresiasi yang tinggi kepada umat Budha atas kerukunan yang selama ini di wilayah DKI,” ujarnya.
Dikatakan, perayaan Waisak memiliki makna spiritual dan rohani yang tinggi sekaligus mengusung nilai-nilai social, selalu menjaga toleransi serta kerukunan antar umat beragama. Gubernur berharap tradisi-tradisi dalam rangkaian perayaan umat Budha terus lestari.
Hadir pada kesempatan tersebut Wali Kota H Burhanuddin, Camat Tamansari Imron, tokoh-tokoh rohaniwan Budha, anggota DPRD DKI Ny Ernawati Sugondo dan lainnya. Selain melepas burung sebagai tanda dimulainya Gema Waisak, Gubernur memberikan bingkisan kepada Bhikkhu dan pohon pelindung dari panitia kepada pejabat. Acara juga diisi kegiatan sosial berupa pengobatan massal gratis.
Acara dilanjutkan dengan ritual Pindapata atau menerima dana dalam rangka menyambut Hari Raya Waisak oleh sekitar 25 Bhikkhu. Prosesi Pindapata dengan mengumpulkan pemberian dari umat Budha dimulai dari taman/halaman Museum Fatahillah-Beos-Pintu Besar Selatan-Jalan Hayam Wuruk-Harco-Lindeteves-Jalan Gajah Mada-Pintu Besar Utara-kembali ke Taman Fatahillah. Sumbangan dari acara yang digelar dalam rangka perayaan Waisak tersebut digunakan untuk kegiatan amal.
Gubernur berharap ritual Pindapata tetap dilaksanakan di tahun-tahun berikutnya. “Terima kasih umat Budha yang ingin selalu bersatu dengan umat lainnya,” katanya. “Mari jadikan Gema Waisak sebagai perekat perbedaan ummat beragama dalam menjaga persatuan dan kesatuan di DKI,” imbuh Gubernur.
Sementara itu, sejak pukul 06.00 ribuan ummat Budha tampak memadati sepanjang rute Pindapata. Mereka umumnya memberikan bantuan berupa kebutuhan berbagai jenis makanan instan kepada para Bhikkhu yang berjalan kaki menghampiri ummat. ”Saya sudah niat memberikan amal atau derma sebagai kewajiban ummat. Kita berikan sesuai kemampuan kita,” ujar A Yie, satu warga.
Ny Ernawati Sugondo, selaku dewan penasehat Gema Waisak 2556, mengatakan Pindapata merupakan satu tradisi para bhikkhu/bhikkhuni untuk menerima persembahan makanan dari umat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. ”Kalau di Thailand, para bhikkhu mendatangi dari rumah ke rumah. Tapi di Indonesia tidak mungkin, cukup diselenggarakan saat memperingati Waisak dengan makna kebajikan,” jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar